ID
Foto: Shutterstock

Atlet dan Kematian Mendadak Akibat Gagal Jantung

05 Maret 2018 11:40

Jakarta: Dunia olahraga kembali berduka setelah pemain bola profesional Italia, Davide Astori, meninggal mendadak ketika sedang tidur. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui penyebab pasti tewasnya kapten klub Fiorentina itu.

Banyak penyebab seorang atlet meninggal mendadak. Sebagian besar akibat gagal jantung. Dikutip Sciencedirect.com, penyakit kardiovaskular bertanggung jawab atas kematian mendadak. Penyakit kardiovaskular pada atlet muda biasanya tidak memiliki gejala. Hanya sekitar 25 persen atlet kompetitif yang tewas mendadak karena penyakit kardiovaskular yang terdeteksi.

Penyakit kardiovaskular yang diidap oleh para atlet terbagi dalam beberapa jenis. Sebagian besar atlet yang berusia dibawah 35 tahun meninggal akibat gagal jantung kardiovaskular bawaan. 

Sementara itu, kardiomiopati hipertrofik, yaitu kondisi otot jantung mengalami ketebalan abnormal, merupakan penyebab kematian paling umum. Terhitung sekitar setengah dari kematian mendadak pada atlet muda. 

Kelainan kardiovaskular lainnya yang tampaknya kurang sering terjadi ialah bawaan kongenital koroner, ruptur aorta (karena nekrosis medik kistik), hipertrofi ventrikel kiri idiopatik, dan aterosklerosis arteri koroner. Penyakit yang sangat jarang menyebabkan kematian mendadak meliputi miokarditis, prolaps katup mitral, stenosis katup aorta dan sarkoidosis. 

Sebaliknya, pada atlet yang berusia lebih tua (di atas 35 tahun) kematian mendadak biasanya disebabkan penyakit arteri koroner, dan jarang terjadi akibat penyakit jantung bawaan.

Lalu, bagaimana cara menghindari gagal jantung agar tidak berdampak buruk terhadap kehidupan para atlet? Pada 2014, The American Heart Association (AHA) merilis daftar skrining kardiovaskular bagi para atlet muda. Daftar periksa ini disarankan untuk dilakukan selama pemeriksaan fisik rutin.

Tujuan diterapkanya pemeriksaan skrining kardiovaskular adalah untuk menjaga kesehatan dan keselamatan atlet selama berlatih dan kompetisi. Melalui cara ini didapatkan latar belakang medis yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan aktivitas fisik atlet oleh dokter. Atas pertimbangan dokter, respons positif atau temuan pada satu atau lebih dari 14 item dinilai cukup untuk memicu evaluasi kardiovaskular yang komprehensif.


ROS

Berita Lainnya

FOLLOW US ON SOCIAL MEDIA